Tentang Nosuta
Di tengah deru kota Fukuoka, Nosuta lahir dari kegelisahan sederhana: hutan-hutan Jepang kian kekurangan tangan terampil, sementara Indonesia setiap tahun meluluskan ribuan sarjana kehutanan yang mendambakan panggung global. Dua ujung dunia ini membutuhkan satu sama lain, tetapi belum ada jembatan yang sungguh kokoh—hingga kami membangunnya.
Kisahnya bermula pada 2024, ketika tim pendiri Nosuta—seorang insinyur hutan dan seorang operator startup berpengalaman—memperoleh Startup Visa Fukuoka. Pengakuan dari Kantor Kabinet Jepang dan liputan BBC memberi dorongan awal, namun urusan sebenarnya baru dimulai setelah kami pulang ke Indonesia: menelusuri kampus-kampus, bertemu dekan, dan meyakinkan mahasiswa bahwa karier di negeri sakura bukan sekadar mimpi. Dari perjalanan itulah lahir Pusat Pelatihan Nosuta di Malang, tempat kami menyiapkan para calon perintis dengan bahasa Jepang, keselamatan kerja, pemeliharaan mesin tebang tanam, hingga pemahaman ESG—semua dikemas dalam kurikulum enam bulan yang padat, hangat, dan penuh kerja lapangan.
Gelombang pertama berisi tujuh belas mahasiswa. Mereka bangun sebelum fajar, mengeja kanji seraya mencium aroma serbuk gergaji, dan memahat mimpi di antara deru chainsaw latihan. Tiga orang di antaranya kini bersiap terbang Agustus 2025 sebagai pemegang lisensi Specified Skilled Worker – Forestry pertama dari Indonesia, menandai bab baru dalam persahabatan kedua negara.
Di Jepang, kami tidak sekadar menempatkan pekerja lalu berlalu. Tim pendamping Nosuta menyambut mereka di bandara, membantu membuka rekening, mencari tempat tinggal, dan—yang tak kalah penting—menjembatani komunikasi antara pekerja muda dan perusahaan hutan yang rata-rata dipimpin generasi senior. Kami percaya keberhasilan satu orang di kamp logging pegunungan Kumamoto, misalnya, akan mengirimkan pulang lebih dari remitansi; ia membawa pulang metode penanaman pohon cepat tumbuh, etos keselamatan kerja, dan kisah yang menyalakan mimpi adik-adik kelasnya.
Peta masa depan kami sederhana namun menantang: pada 2030, lima ribu lulusan kehutanan Indonesia ikut menggerakkan industri hutan Jepang yang berkelanjutan, sekaligus memperkuat ekonomi desa hutan Nusantara melalui alih pengetahuan dan investasi pulang kampung. Sepanjang jalan itu, kami berpegang pada empat nilai yang tak akan goyah—integritas, keunggulan, keberlanjutan, dan kolaborasi—karena begitulah hutan bertahan: dengan akar yang jujur, batang yang kuat, daun yang memberi nafas, dan jaringan yang saling terhubung.
Jika Anda perusahaan kehutanan Jepang yang mencari tenaga ahli, atau kampus yang ingin membuka cakrawala baru bagi mahasiswa, mari menyambung kisah ini bersama-sama. Tulis kepada kami di info@nosuta.co.jp, dan biarkan satu benih kolaborasi tumbuh menjadi rimba kemungkinan.
Job {{total_jobs_count}}
{{pagination_label}}
No jobs were found.
Loading...
{{notification.msg}}